Lebih baik membersihkan telinga dari segala kotoran supaya bisa mendengar lebih jelas ketimbang mengajarkan lidah bagaimana cara nya bersilat manis menebar luka, merasa paling benar dan memutarbalikkan yang nyata.
Saturday, March 30, 2013
Saturday, March 16, 2013
Entah apa yang membuat kamu lolos kualifikasi untuk menjejak
begitu dalam di sudut paling berarti. Senyumkah? Kenyamanan kah? Atau
kebaikan hati? Apapun itu, aku tergerak membuka yang terkunci. Kamu
mudah menempatkan diri di antara sisa kecewa yang aku punya. Menyusup
jadi sang penenang. Seolah kamu cuma punya satu tugas mulia, membuat aku
bahagia.
Aku akui, kamu begitu pandai menggoda. Dan sekarang aku tahu, kamu pun ahli menanam luka. Aku kalah pintar. Jadi membenci yang dicinta, itu jauh dari mudah. Dan nyata nya aku terlanjur cinta. Jadi berjalan menjauh menjaga jarak minimal di antara kita tidak seperti berbalik badan.
Kamu bukan lagi kamu yang aku kenal. Kamu seakan berbalik setengah lingkaran. Meskipun kamu susah payah berbalik sembunyi-sembunyi. Berharap setengah mati kalau aku tak akan menyadari.
Aku sadari dan aku berhenti. Aku berhenti bukan karena aku lelah. Aku berhenti karena aku tak punya alasan untuk berjalan lagi. Aku berhenti karena aku tak mau jadi yang ganggu di mata kamu. Kamu tak perlu lagi jungkir balik mencari ide supaya aku bisa bahagia karena tampaknya masa berlaku tugas mulia kamu sudah berakhir.
Ps : If you think that I was talking about you, please don't. Don't flatter yourself before you ask me. Happy reading!
Aku akui, kamu begitu pandai menggoda. Dan sekarang aku tahu, kamu pun ahli menanam luka. Aku kalah pintar. Jadi membenci yang dicinta, itu jauh dari mudah. Dan nyata nya aku terlanjur cinta. Jadi berjalan menjauh menjaga jarak minimal di antara kita tidak seperti berbalik badan.
Kamu bukan lagi kamu yang aku kenal. Kamu seakan berbalik setengah lingkaran. Meskipun kamu susah payah berbalik sembunyi-sembunyi. Berharap setengah mati kalau aku tak akan menyadari.
Aku sadari dan aku berhenti. Aku berhenti bukan karena aku lelah. Aku berhenti karena aku tak punya alasan untuk berjalan lagi. Aku berhenti karena aku tak mau jadi yang ganggu di mata kamu. Kamu tak perlu lagi jungkir balik mencari ide supaya aku bisa bahagia karena tampaknya masa berlaku tugas mulia kamu sudah berakhir.
Ps : If you think that I was talking about you, please don't. Don't flatter yourself before you ask me. Happy reading!
Subscribe to:
Posts (Atom)