Thursday, August 22, 2013
Kamu, rasa dan luka seperti tak berjarak, tak terpisahkan. Jauh berbanding terbalik dengan aku dan kamu yang tak punya alasan mendekat. Rasa memang kerap membuntukan otak, tak pernah berhasil membuat aku cerdas. Rasa tak pernah gagal membuat aku bertanya tanpa pernah menemukan jawab.
Friday, August 9, 2013
Entah kenapa.....
Seandainya aku punya kekuatan supranatural, aku akan memusnahkan kamu dari dunia aku. Mematikan semua rasa yang aku punya untuk kamu. Hidup bahagia tanpa lara yang menggelayut. Tapi angan terlalu berbanding terbalik dengan kenyataan. Nyata nya aku tidak punya kekuatan supranatural. Nyatanya kamu masih jadi bayangan yang melekat tanpa ampun. Kamu belum terganti hingga detik ini. Meski aku tahu kamu akan terganti satu hari nanti. Kamu masih jadi alasan aku akrab dengan lara. Meski kelak kamu akan jadi kenangan yang perlahan menghilang. Pasti kelak satu hari nanti. Entah kenapa bukan hari ini?
Jika seisi jagat rasa dimultiplikasi dengan kenyataan yang ada, aku mungkin tidak punya cukup energi untuk setidaknya berpura-pura perkasa. Terlebih lagi harus menghadapi seisi dunia. Aku akan seolah melupakan Pencipta rasa yang sedang bekerja menenun semua agar jadi sempurna. TanganNya sedang bekerja dan aku cuma tinggal percaya. Karna sesungguhnya Dia yang tak kuasa melihat aku berhadapan dengan lara dan setumpuk tuntutan manusia. Dia punya seribu cara untuk memampukan aku bertahan, mengirim semua pelukan dari setiap malaikat yang diutusNya, kadang disebutNya sahabat, kadang keluarga. Dia punya beragam cara mengingatkan aku, "semua ada masa nya, karena Aku yang punya rencana".
Friday, August 2, 2013
Day 3. Kalian.
Aku rindu sosok yang pernah buat aku tertawa dan merasa bangga yang lalu menghilang terlalu jauh direnggut jarak.
Aku rindu sosok yang sanggup memancing senyum yang lalu perlahan seperti tak ingin digapai.
Aku rindu sosok yang selalu menenangkan yang lalu hilang ditelan diam.
Aku rindu kalian!
*logika di satu sudut terpencil berteriak penuh gema*
"dasaarr bodoh!"
*sigh*
Day 2. Mereka.....
Dulu, membayangkan mereka saja pun sanggup membuat aku gila. Cuma bisa terlintas satu kata, "tidak". Sekarang, aku sudah dibuat tergila-gila pada mereka. Mungkin aku harus bersyukur, dipaksa terjun bebas di tengah mereka. Tidak pernah terlintas aku dan mereka sebegitu melekat, hingga bayangan berpisah pun sanggup membuat aku tersiksa. Sekarang berbanding terbalik dengan dulu kala. Sekarang, aku dan mereka sulit dijauhkan. Mereka adalah bahagia yang diselipkanNya diantara penat yang saling beradu kuat. Mereka yang jitu menawar lara. Mereka yang ampuh timbulkan tawa. Seakan mereka adalah penyihir yang punya mantra untuk mengalihkan aku dari seisi dunia. Lupa sekejap akan apapun luka. Entah dengan menyodorkan tawa ataupun gelengan kepala. Mereka layaknya kembang api penuh warna yang bercampur dengan pekaknya suara petasan. Mereka indah yang memenuhi seisi gendang telinga. Mereka adalah dua sisi yang ajaibnya mampu saling mengisi. Mereka adalah bahagia yang tidak pernah terlintas untuk ada.