Tuesday, July 19, 2011

Do you know what was happening?
Do you know what was the reason?
Have you ever asked the simplest, "why?" ?

NO.

You don't know
You don't asked
You don't even try to find out

NO.

You mark me
You think I'm lazy
Acting rebellious
Indeed you equalize everything as inexcusable

Do you know at that moment I was falling?
Do you know at that moment I was crumbling?
Do you know at that moment I barely could stand?

NO. You don't know because you never ask.
NO. You prefer to be the judge because it's easier.

NO.

No-excuses
NO.

Friday, July 15, 2011

P.U.S.H.

I just read this post in a blog (actually it's in Indonesia. I just translate it)...

When we pray for something over and over again, it's not because HE didn't hear our prayers, but HE wants us to keep talking to HIM.

HE would rather hear your story, spend time with you. HE will give whatever you ask for, as long as it makes you closer and trust Him more. HE won't give something that makes you away from HIM.

Ask anything.

Don’t stop if it is good.

Pray every wish.

If that wish will make you closer to HIM, HE will surely give

HE would rather be near to hear your story than just easily give you what you ask even though HE can certainly give whatever it is.

Keep on praying.

Tuesday, July 5, 2011

kamu, kamu, kamu ...

Hei kamu,

Kamu terlalu sering bersinggungan dengan bagian hidupku dan aku bergeming. Tak pernah sedikit pun terpikirkan kamu. Tapi itu dulu. Ketika kedua mata dan benak ini belum dipenuhi gemintang. Sekarang, jarak yang teramat jauh pun sanggup membuat hatiku berdegup kencang hanya dengan mengingat kamu. Terkadang melonjak menyadari ketika kamu mendekat. Mataku lekat memandang kamu, tak berniat sedikitpun untuk berkedip. Lekat tak ingin melihat kamu menghilang. Mungkin bayangan kamu pun sanggup membahagiakan aku. Ingatan tentang kamu pun mampu membuat aku bernafas lemah. Aku tak tahu kamu mampu membuat aku sebergetar ini. Sehebat itu kamu di mataku kini.

Seakan tak ingin membiarkan pikiranku kosong, kamu selalu hadir di setiap detik luang ku. Membayangi setiap langkah ku. Memenjarakan dirimu sendiri di pikiranku. Tak membiarkan apapun dan siapapun merenggut tahta kamu di benakku.

Kamukah yang mengirimkan semua bintang yang kini bernaung di hatiku? Kamukah yang melontarkan doa agar aku tanpa daya seperti ini? Kamu, kamu, kamukah itu?

Sampai kapan kamu akan membuat aku melayang, bermain dengan sisa hati ku? Akankah kembali berakhir sama? Kamu kah yang berikutnya, yang menghempaskan aku ketika sudah melayang begitu jauh?

Anganku berharap jangan kamu. Sadarku pun memohon bukan kamu. Tetaplah bertahta di sini, menghuni penjara hati. Kamu yang harus bertanggung jawab untuk senyum yang kerap muncul tiba-tiba. Bertanggung jawab untuk semu merah yang kini setia meronai pipi. Jadi aku pinta kamu jangan pergi.

kamu dan aku, BUKAN kita!

Kita seharusnya memang tidak ada.

Kamu dan aku, itu saja.

Tapi kita terlalu egois mengait mimpi.

Menutup mata dari mereka yang tersakiti.

Bertahan lama tanpa akhir.

Sekarang kita tersadar, ini salah.

Kita seharusnya menjauh berpisah.

Rasa kita semakin menyakiti mereka.

Aku berhenti bukan karena rasa ini habis.

Aku berhenti bukan karena aku ingin.

Aku berhenti karena aku harus menepi.

Karena aku tak lagi punya hati untuk terus melukai.

Kita akan jadi kesalahan terindah yang pernah kurasa.

Kita akan jadi kenangan yang selalu kukunci rapat.

Kita akan selamanya jadi mimpi terindah.

Monday, July 4, 2011

Kamu adalah mimpi

Selama ini kamu hanya kamu di kedua mata ini.

Puluhan kali melihat kamu tanpa melibatkan hati.

Tapi hari ini duniaku memilih lain.

Kamu berbeda, mendadak punya tempat tersendiri.

Aku diam hanya bisa memandangi.

Bukan kehabisan kata.

Aku terlalu lelah habis tenaga.

Kamu seakan jadi penghisap jiwa.

Yang mampu buat aku tercengang,

yang mampu buat detak hati berlari kencang.

Lengkap sudah aku melayang.

Hati mungkin meluluh, tapi benak ku masih menyisakan sadar.

Aku berhenti di rasa ini.

Aku tak mau lagi terluka karena satu hal semu.

Bagi aku, kamu hanya jadi yang terpendam.

Kamu yang terindah bagi mimpi ku.

Kamu yang terbaik bagi khayal ku.

Kamu yang terhebat bagi imajinasiku.

Tapi kamu bukan nyata bagi aku.

Kamu selalu berarti, dan selamanya kamu adalah mimpi.