Tuesday, July 5, 2011

kamu, kamu, kamu ...

Hei kamu,

Kamu terlalu sering bersinggungan dengan bagian hidupku dan aku bergeming. Tak pernah sedikit pun terpikirkan kamu. Tapi itu dulu. Ketika kedua mata dan benak ini belum dipenuhi gemintang. Sekarang, jarak yang teramat jauh pun sanggup membuat hatiku berdegup kencang hanya dengan mengingat kamu. Terkadang melonjak menyadari ketika kamu mendekat. Mataku lekat memandang kamu, tak berniat sedikitpun untuk berkedip. Lekat tak ingin melihat kamu menghilang. Mungkin bayangan kamu pun sanggup membahagiakan aku. Ingatan tentang kamu pun mampu membuat aku bernafas lemah. Aku tak tahu kamu mampu membuat aku sebergetar ini. Sehebat itu kamu di mataku kini.

Seakan tak ingin membiarkan pikiranku kosong, kamu selalu hadir di setiap detik luang ku. Membayangi setiap langkah ku. Memenjarakan dirimu sendiri di pikiranku. Tak membiarkan apapun dan siapapun merenggut tahta kamu di benakku.

Kamukah yang mengirimkan semua bintang yang kini bernaung di hatiku? Kamukah yang melontarkan doa agar aku tanpa daya seperti ini? Kamu, kamu, kamukah itu?

Sampai kapan kamu akan membuat aku melayang, bermain dengan sisa hati ku? Akankah kembali berakhir sama? Kamu kah yang berikutnya, yang menghempaskan aku ketika sudah melayang begitu jauh?

Anganku berharap jangan kamu. Sadarku pun memohon bukan kamu. Tetaplah bertahta di sini, menghuni penjara hati. Kamu yang harus bertanggung jawab untuk senyum yang kerap muncul tiba-tiba. Bertanggung jawab untuk semu merah yang kini setia meronai pipi. Jadi aku pinta kamu jangan pergi.

No comments:

Post a Comment