Sunday, September 2, 2012

A letter.

Hai kamu, ..

Sebelum kamu mulai membaca dan terjebak di antara kata-kata, aku ingin kamu tahu aku tidak ada niat memaksa atau mengharapkan iba. Satu-satu nya yang aku lakukan hanyalah menyampaikan yang sekian lama tersimpan. Aku hanya ingin menepati janji yang pernah aku ciptakan. Janji kalau kamu akan tahu semua.

Terima kasih karna kamu sudah begitu pasrah ketika aku paksa membaca ini. Seandainya kamu tahu,  aku habiskan begitu banyak waktu yang aku punya untuk merangkai, menulis dan membulatkan tekad menyampaikannya kepadamu.  Seandainya kamu tahu, sudah cukup lama ini ingin aku sampaikan langsung kepada yang  berwenang, kamu. Seandainya kamu tahu, kamu yang belakangan bertahta di hati aku.

Ya. Dan sekarang pun kamu jadi tahu semua.

Tahta? Hati? Tenang, kamu tidak salah membaca setiap kata. Aku memang tidak pernah mengucapkan langsung di depanmu. Rasa ini hadir entah sejak kapan, entah untuk alasan apa. Bukan hanya kamu yang bertanya, aku pun  mungkin sudah lelah mencari jawaban. Aku pernah mencoba menutup rasa dan membiarkannya sendiri di salah satu pojok hati, berharap akan menguap dan pergi. Tapi rasa tak berminat untuk sedikit pun mengalah. Bahkan mengaku lelah pun tidak. Pada akhirnya aku yang menyerah dan membiarkan semua rasa  berjalalan begitu saja. Ya, pada akhirnya aku mengakui aku telah jatuh hati pada mu. Aku sayang kamu. Titik.

Maaf. Maaf karena aku belum bisa mengucapkan setiap kata ini langsung di hadapan kamu. Kamu tahu aku. Aku lebih cerdik menulis rangkaian kata  daripada mengucapkannya. Kamu tahu aku. Suara ini akan terdengar bergetar setiap kali aku gugup, dan menyampaikan semua ini kepada kamu melebihi tingkatan gugup. Maaf karena aku tidak bisa ada di samping ketika kamu membaca semua. Aku ingin. Aku mencoba berbagai cara. Aku tak juga berhasil. Maaf karena kejujuran aku kali ini mampu membuat kamu kehabisan kata lebih dari biasanya. Sejak awal aku hanya ingin menyampaikan rasa ini kepadamu, jadi aku tidak akan memaksa kamu untuk berkata.

Terima kasih buat semua waktu yang kamu pasrahkan untuk mendengar cerita dan keluh kesah aku. Mungkin masih akan ada gemuruh gerutu aku selama kamu masih pasrah. Tapi untuk semua yang sudah terjadi, terima kasih.

 

Aku.

No comments:

Post a Comment