Sunday, February 16, 2014

Rindu....


Entah sejak kapan sang rindu menabuh genderang perang terhadap aku. Sang rindu sudah kehabisan sabar untuk mengetuk pintu ku. Rindu menyerah pada aku yang tak ingin mendengar. Rindu memutuskan untuk memaksa aku mendengar setiap pekik nya. “PERHATIKAN AKU!”, itu kata sang rindu. Aku tahu tapi aku tak mungkin tak mengabaikannya. Aku tak mungkin menjawab sang rindu jika yang dituju tak mampu berkata-kata bahkan sepatah pun. Aku tak mungkin menghadapi sang rindu jika yang dituju tak berniat menanggapi. Aku tahu ketika aku membuka sedikit saja pintu untuk sang rindu, aku hanya akan mengikis lagi yang namanya hati. Hati sudah cukup terkikis hingga titik ini. Aku takut hati memutuskan berhenti untuk merasa karena selama ini yang dirasa cuma perih. Aku tahu ketika aku membiarkan rindu lepas, yang kelak dihadapi nya bukan yang dituju tapi semata hanya dinding yang menghalangi. Aku tahu itu semua. Rindu, berteriaklah sesukamu. Tapi lakukan itu di sudut terdalam hati, supaya tak perlu ada yang mendengar. Terlebih lagi tak perlu didengar yang dituju. Supaya tidak ada lagi sakit hati. Yang ada cuma rindu yang tersembunyi. Aku lebih memilih berperang dengan sang rindu daripada harus diabaikan sekali lagi.

No comments:

Post a Comment