Thursday, January 10, 2013

aku, kamu, rasa

rindu yang menggunung kini terserak jadi debu yang saling menjauh tak terkendali ketika kamu memilih bertekuk lutut padanya bukan berjalan menghampiriku yang dibayangi sedemikian banyak tanya. tahukah kamu ribuan detik yang tak aku pedulikan selama menunggumu? tahukah kamu banyak nya "mustahil" yang aku abaikan ketika aku lebih memilihmu? tahukah kamu berapa kali sudah aku lewati perang antara otak dan hati? kamu tahu dan kamu tetap memilih selain aku.

kamu adalah rasa yang diperjuangkan hati ketika berdebat dengan akal sehat. kamu begitu kuat hingga akal sehat cuma bisa mengaku kalah. membiarkan hati menikmati rasa. bahkan ikut memapah hati ketika rasa melemah. tapi ketika diperjuangkan sendiri, rasa tak berguna. rasa tidak lebih dari sia-sia. rasa butuh kamu untuk ada. kamu tahu rasa itu ada tapi kamu memilih diam.

seandainya bukan diam yang kamu pilih, rasa tak akan sesesak ini. lagi, aku salah menitipkan rasa lagi. aku tak sanggup menatap rasa yang terduduk diam. rasa yang bertubi-tubi dihunus diam akhirnya melelah. rasa, lelah percaya. rasa, lelah memungut setiap debu yang terserak.

demikian juga aku, lelah.

No comments:

Post a Comment